mama sempur "KH.Tubagus bakri"


Mama Sempur, seorang tokoh agama Islam yang disegani dan terkemuka, sehingga sekarang banyak pengunjung berziarah ke makam tersebut. Letaknya di Sempur-Plered, 14 km dari kota Purwakarta.
KH Tubagus Ahmad Bakri Tidak diketahui secara pasti kapan beliau dilahirkan. Tapi yang jelas Tubagus Ahmad Bakri adalah seorang ulama yang sangat berpengaruh di daerah Purwakarta. Bahkan hampir bisa dipastikan bahwa karena jasa beliaulah sejumlah pesantren berdiri di daerah tersebut. Tidak hanya itu, di kalangan masyarakat Jawa Barat nama Ahmad Bakri sangat terkenal sebagai guru tarekat tertinggi dalam ajaran tarekat Qadiriyah-Naqsabandiyah
Ayah beliau, Tubagus.Muhammad Saiydah Bin Tubagus Hasan Arsyid Bin Muhammad Mukhtar Bin Shulthan Abdul Fatah. Hj
rah dari Banten ke daerah Plered tepatnya Citeko..Mama Sempur lahir di Citeko Plered. Tubagus Ahmad Bakri Pernah belajar di Mekah. Pada waktu itu, tradisi belajar ke Timur Tengah sangat lazim di kalangan kiai tradisional. Di Mekah ia belajar tafsir kepada Sayyid Ahmad Dahlan, salah seorang ulama besar yang mengajarkan Islam Madzhab Syafi'i. Di sana, ia juga belajar pada ulama Nusantara yang menetap di Mekah, yaitu Syekh Nawawi Al Bantani bin Umar Al Bantani  dan Syekh Mahfud bin Abdulloh bin Abdul Mannan Atturmusy. Khususnya kepada Syekh Nawawi Al Bantani, Ahmad Bakri belajar fikih. selain belajar di mekkah beliau juga pernah belajar kepada Syekh al Habib Utsman bin Abdulloh bin Aqil bin Yahya Mufti  .dan Syaikh Kholil bin Abdul Lathief .Demikanlah, KH Tubagus Ahmad Bakri mendalami pengetahuan agamanya dengan berguru kepada ulama Nusantara yang begitu terkenal.dan masih banyak lagi Ulama yang beliau timba ilmunya. Dalam keyakinan pelajar jawa bahwa mereka akan dianggap menyempurnakan pelajaran apabila mendapat bimbingan terakhir dari ulama kenamaan kelahiran Jawa (Zamahsyari, 1981). Setelah pulang ke tanah air, Kiai Ahmad Bakri mendirikan sebuah pesantren di Darangdang, Desa Sempur, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Pesantren ini dinilai sebagai pesantren tertua di daerah tersebut. Demikianlah untuk selanjutnya ia mengelola pondok pesantren dan menjadi guru penyebar Tarekat Naqsabandiyah di daerah tersebut. Pemikirannya Untuk mengungkap pemikirannya kita dapat melacaksejumlah catatan kecil yang ditulisnya,ceramah-ceramah serta kandungan kitab yang ditulisnya.Dalam Cempaka Dilaga, misalnya, KH Ahmad Bakrimenjelaskan beberapa prinsip hidup yang harus dilakonioleh umat Islam. Yaitu keharusan berbuat baik terhadaptetangga agar kita dapat hidup di dunia dengan aman,terutama aman dalam ibadah dan mengabdi kepada Allah.Di bagian lain kitab ini, ia berpendapat bahwa seorangmuslim hendaknya patuh dan menaati pemerintah --bahkan terhadap pemerintah yang lalim sekalipun selamapemerintah tidak memerintahkan rakyatnya untukmenyalahi perintah Allah atau melarang untuk berbaktikepada Allah SWT.Selain itu, Ahmad Bakri menjelaskan bahwa dalammengambil seorang muslim hendaknya padaprinsip-prinsip Ushul Fikih. Misalnya ketika seseorangdihadapkan pada dua pilihan yang tidak dapatdihindari, maka menurutnya orang tersebut hendaknyamemilih perbuatan yang paling sedikit mudaratnyd(akhaf al-dlaruryn). Ia juga menganjurkan agarseseorang mendahulukan untuk menolak mafsadat daripada melakukan pekerjaan yang mendatangkan manfaat. Menurutnya, menghindari mafsadah lebih utama ketimbangmencari manfaat.KH Ahmad Bakri juga memperbincangkan perilaku manusiayang sangat mendasar, yaitu makan. Menurutnya, makanmerupakan kewajiban, dan oleh karenanya makan termasuk bagian dari ajaran agama Islam. Karena makan merupakan salah sendi yang dapat menguatkan manusia dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. dan melakukan perintah-perintah-Nya.Lebih lanjut KH Ahmad Bakri menjelaskan bahwa seseorang sejatinya mengetahui etika makan. Dengandemikian, seseorang dapat mencapai manfaat makansehingga makan dapat dinilai sebagai ibadah.Ahmad Bakri termasuk ulama yang tidak sepakat denganajaran Wahabi yang berkembang di Mekah. Bahkan iamenilai bahwa Muhammad Abdul Wahab, pendiri Wahabi,adalah musuh Rasulullah Saw. Ketidaksepakatan terhadapajaran tersebut dituangkannya dalarn sebuah bukunyayang berjudul Idhah al-Kardtiniyah fi Ma Yata'allaqubi Dhalat al-Wahabiyah.Selain itu, Ahmad Bakri juga menyinggung persoalanpendidikan. Sebagaimana di ketahui, ia hidup pada masapeperangan dan pada saat itu banyak orang yang ikutberperang melawan penjajah. Disinilah ia menangkaprealitas di mana pendidikan begitu terabaikan.Menyikapi kenyataan ini, ia menyatakan perlunyasebagian orang untuk tetap memperhatikan pendidikandan tidak ikut berperang. Untuk mengukuhkanpendapatnya, ia mengutip ayat al-Qur'an, khususnyasurat At-Taubah ayat 22.Meskipun Ahmad Bakri tidak terlibat langsung dalamkancah politik, namun pandangangan-pandangan danpilihan politiknya diikuti oleh masyarakat setempat.Ia bukanlah tipe propagandis yang kerap memaksakanpendapatnya kepada orang lain. Alih-alih memaksakankeinginannya, malah ia memberikan kebebasan kepadapara santrinya untuk menentukan sikap politiknya.Demikianlah gambaran singkat tentang sosok yangrelatif moderat dalam menyikapi persoalan. Hanyalahsosok yang matang secara intelektual dan emosional-lahyang mampu menampilkan sikap moderat. Dan KH. TubagusAhmad Bakirlah yang memiliki kematangan intelektualdan emosional sekaligus. Beliau meninggal pada malamSenin, 1 Desember 1975 M bertepatan dengan tanggal 27Dzu al-Qa'dah 1395 H

0 comments:

Posting Komentar

News Prabuwanayasa. Diberdayakan oleh Blogger.