TESIS


APA ITU TESIS

tesis merupakan kontribusi ilmiah asli

Sebuah tesis khas memiliki halaman judul, abstrak, daftar isi, tubuh, terdiri dari berbagai bab, dan kepustakaan atau (lebih biasanya) bagian referensi.
permasalahan pokok yang dijadikan tesis harus dirumuskan dengan pembuktian baik benar dan meyakinkan, memberikan kontribusi yang berbobot bagi perkembangan ilmu pengetahuan, definisi Permasalahannya jelas, tidak menimbulkan keraguan dan penafsiran ganda bagi pembacanya, serta permasalahan belum pernah diajukan dan dijawab oleh peneliti sebelumnya.
KERANGKA TESIS
1.      Pendahuluan
merupakan penjelasan tentang apa yang ditulis dalam tesis secara umum. Tuliskan secara ringkas latar belakang mengapa permasalahan itu diajukan dan perlunya diteliti. Berikan pula secara ringkas tentang keseluruhan dan hasil utama dari penelitian yang dilakukan. Ini merupakan pandangan umum tentang jawaban terhadap permasalahan penelitian yang diajukan dalam tesis.

2. Latar belakang
Penjelasan singkat tentang hal-hal yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini mungkin perlu diberikan. Hal ini memberikan kejelasan tentang penelusuran yang telah anda lakukan sehingga sampai kepada pokok permasalahan dalam tesis yang anda ajukan. Mengapa anda menganggap penelitian ini penting dilakukan. Apa manfaatnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan .
3. Review studi pustaka
Di sini anda melakukan studi penelusuran terhadap referensi yang ada, yang berkaitan dengan teori-teori dan kajian yang relevan dan berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan diteliti dan akan dicari jawabannya. Anda melakukan Review of the state of the art.
4. Perumusan masalah
Perumusan masalah merupakan pernyataan ilmiah tentang pertanyaan penelitian atau problem statement. Rumusan permasalahan harus dapat diringkas berupa pernyataan yang dapat dituliskan dalam satu kalimat tanya. Sekali lagi saya tegaskan di sini bahwa pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang orisinal atau belum pernah diajukan sebelumnya atau belum pernah terjawab sebelumnya. Jawaban yang dicari cukup berharga menjadi kontribusi perkembangan IPTEK terkait.
5. Jelaskan problem solvingnya
Tujuan bab ini adalah menggambarkan tentang bagaimana anda menyusun pemikiran teoritis dan diagram alir pemecahan masalah yang diajukan. Yakinkan pembaca dan penguji tesis anda bahwa anda telah melakukan penemuan jawaban terhadap masalah dengan metode dan rancangan penelitian yang telah anda rancang sendiri untuk tujuan itu.
6. Hasil dan kesimpulan
Dalam bab ini dikemukakan tentang hasil utama penelitian berupa jawaban terhadap masalah yang diajukan. Kesimpulan yang merupakan interpretasi hasil penelitian yang bersifat rumusan matematis menjadi penafsiran yang umum sesuai dengan pokok permasalahan. Kiranya dari hasil penelitian ini baik juga untuk dilengkapi dengan harapan tentang penelitian selanjutnya dan manfaat apa yang akan dapat dipetik.
TERUSKEUN ATUH
CERITA SEDIKIT
Anggota sejarah memperoleh informasi mereka dari dua jenis sumber yang berbeda: primer (primary) dan sekunder (secondary). Sumber primer adalah sumber-sumber "first-hand", sedangkan sumber sekunder pula adalah sumber-sumber "second-hand". Misalnya, bayangkan ada satu kejadian kecelakaan mobil. Penjelasan tentang kecelakaan yang seorang saksi berikan ke polisi adalah satu sumber primer karena ia datang dari seseorang yang benar-benar berada di sana pada waktu itu. Berita dalam koran pada hari berikutnya adalah satu sumber sekunder karena wartawan yang menulis berita itu tidak benar-benar menyaksikannya. Wartawan itu mengetengahkan satu cara memahami (a way of understanding) nahas itu atau satu interpretasi (an interpretation).
Menggunakan Sumber Primer

Sumber primer adalah menarik untuk dibaca karena sifatnya itu: ia memberikan kita pemahaman yang terus dari sumber asal (first hand insights), pemahaman seolah-olah Anda berada di sana (you-are-there insights) pada masa lampau. Ia juga merupakan alat yang sangat penting yang seorang ahli sejarah ada untuk membangun suatu pemahaman tentang sesuatu peristiwa. Sumber primer berfungsi sebagai bukti yang anggota-anggota sejarah gunakan dalam membangun satu interpretasi dan dalam membangun satu argumen untuk mendukung interpretasi itu. Anda akan menggunakan sumber primer tidak hanya untuk membantu Anda memahami dengan lebih baik apa yang telah terjadi, tetapi juga sebagai bukti bila Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menbina argumen-argumen mengenai masa lampau.
I. Membaca Satu Sumber Primer

Sumber primer tidak "berbicara" dengan sendiri; ia harus ditafsirkan. Yakni, kita tidak bisa selalu mengerti segera pada apa yang satu sumber primer itu maksudkan, terutama jika ia datang dari satu budaya yang sangat berbeda dari budaya kita sendiri. Karena itu adalah perlu untuk mencoba memahami apa yang ia maksudkan dan menggambarkan apa yang sumber itu dapat beritahu kita pada masa lampau.

Untuk membantu Anda menafsirkan sumber primer, anda seharusnya berpikir tentang pertanyaan-pertanyaan ini bila Anda memeriksa sumber itu:

A. Pasang Sumber itu Dalam Konteks Sejarahnya.

    1. Siapa menulisnya? Apakah yang Anda tahu tentang pengarangnya?
    2. Di mana dan bila ia ditulis
    3. Mengapa ia ditulis?
    4. Kepada apa tipe audienkah ia ditujukan? Apakah yang Anda tahu tentang pemirsa ini?

B. Kelaskan Sumber Itu

    1. Apa jenis karya itu?
    2. Apakah tujuannya?
    3. Apakah kebiasaan dan tradisi penting (the important Conventions and Traditions) yang mempengaruhi jenis sumber ini? Apakah tradisi hukum, politik, keagamaan atau filsafat adalah sebagian nama?

C. Memahami Sumber Itu

    1. Apakah kata-kata kunci (the key words) dalam sumber itu dan apakah yang ia maksudkan?
    2. Apakah argumen yang penulis itu mencoba buat? Ringkaskan tesisnya.
    3. Apakah bukti yang penulis itu berikan untuk mendukung tesisnya?
    4. Apakah asumsi-asumsi yang mendasari argumennya?
    5. Apakah nilai-nilai (values) yang sumber itu cerminkan?
    6. Apakah permasalahan-permasalahan yang ia nyatakan? Dapatkah Anda hubungkan permasalahan-permasalahan ini dengan situasi sejarah (the historical situation)?
    7. Apakah tindakan yang penulis itu prediksi sebagai hasil dari karya ini? Siapakah yang mengambil tindakan ini? Bagaimana sumber itu menggerakkan (motivate) tindakan itu?

D. Beri nilai Sumber Itu Sebagai Satu Sumber Informasi Sejarah (historical information)

    1. Sejauhmanakah menonjolnya atau tipikalnya sumber ini untuk jangka waktu ini?
    2. Sejauhmanakah luas sumber ini beredar?
    3. Apakah permasalahan (problems), asumsi (assumptions), argumen (arguments), ide dan nilai (values), jika ada, yang ia kongsikan dengan lain-lain sumber dari waktu ini?
    4. Apakah bukti lain yang bisa andai temui untuk mendukung kesimpulan-kesimpulan Anda?

II. Jadilah interpreter Sendiri

Adalah sangat menarik dalam proses ini untuk menggunakan buku teks sebagai satu sumber penafsiran. Jika Anda menemukan satu sumber primer yang Anda tidak pahami seluruhnya, nampaknya lebih mudah untuk melihat interpretasi-interpretasi yang sesuai dalam teks itu, lebih dari mencoba menggambarkannya sendiri. Dalam proses ini, saya suka mendorong Anda mengembangkan interpretasi Anda. Proses ini akan membutuhkan sedikit kesabaran, sedikit imajinasi, sedikit latihan dan banyak bekerja keras. Tetapi Anda akan mengembangkan satu keterampilan yang penting, yang dapat ditransfer (transferable skill) dan juga alat dan sikap yang Anda butuhkan untuk mengembangkan pemikiran Anda sendiri.

Menggunakan Sumber Sekunder

Ada satu daya tarik yang kuat dalam satu kelas sejarah (a history class) untuk mempercayai bahwa menjawab semua pertanyaan itu dapat ditemukan dalam buku teks dan bahwa objek untuk proses itu adalah mempelajari buku teks. Sementara ia memungkinkan Anda mendekati (approach) arah ini dalam cara begitu, Anda tidak akan mempelajari banyak hal oleh karena Anda akan menjadi seorang penerima pengetahuan yang pasif, lebih dari seorang peserta yang aktif dalam proses pembelajaran, dan itu sebetulnya berarti lebih banyak kerja untuk Anda oleh karena Anda akan melakukan lebih kerja dari yang Anda butuhkan. Bagian ini direncanakan untuk membantu Anda menggunakan buku teks dengan lebih efisien dan lebihefektif.

I. Tiga Cara Menggunakan Satu Sumber Sekunder

A. Sebagai Satu Koleksi Fakta-Fakta

Gunakan satu sumber sekunder jika Anda perlu mencari satu jenis informasi tertentu dengan cepat. Anda mungkin perlu tahu misalnya, kapan Ghengis Khan hidup, dalam tahun apakah mesin kapas dimaksudkan atau populasi London pada tahun 1648.

B. Sebagai Satu Sumber Bahan Latar Belakang (Background Material)

Jika minat Anda difokuskan pada satu subjek, tetapi Anda harus tahu sesuatu tentang apa lagi yang terjadi pada waktu itu atau apa yang terjadi sebelum itu, Anda dapat menggunakan satu sumber sekunder untuk mencari bahan-bahan latar belakang yang Anda mungkin perlukan. Misalnya, jika Anda menulis tentang 95 Tesis Luther (Zaman Reformation di Eropa), Anda seharusnya menggunakan satu sumber sekunder untuk membantu Anda memahami Gereja Katolik pada Zaman Renaissance.

C. Sebagai Satu Tafsiran

Karena fakta-fakta tidak "berbicara" sendiri, adalah perlu untuk anggota-anggota sejarah memberikannya beberapa bentuk dan meletakkannya dalam urutan yang orang dapat pahami. Ini disebut satu interpretasi (an interpretation). Banyak sumber sekunder menyediakan tidak hanya informasi tetapi juga satu cara memberi makna pada informasi itu. Anda harus menggunakan satu sumber sekunder jika Anda ingin memahami bagaimana seorang ahli sejarah memberi makna pada peristiwa, orang atau trend tertentu.

II. Menggunakan Tafsiran

Satu dari tugas yang sangat penting dalam membaca satu sumber sekunder adalah mencari dan memahami interpretasi penulis tertentu. Bagaimana penulis tertentu menempatkan fakta-fakta bersama-sama agar memiliki makna?

A. Cari Tafsiran

Pengarang-penulis yang baik ingin mengkomunikasikan interpretasi mereka. Karena alasan untuk menulis sebuah buku atau artikel adalah untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada seseorang yang lain, seorang penulis yang baik akan membuat tafsiran yang mudah untuk dicari.

1. Dalam Satu Esei

Dalam satu esai, khususnya esai yang singkat, seorang penulis seringkali akan menyatakan interpretasi sebagai bagian dari pernyataan tesis. Pernyataan tesis adalah ringkasan tentang apa yang penulis itu sedang katakan dalam esai itu. Pernyataan tesis biasanya ditemukan pada akhir bagian pengenalan (the introductory section) atau dalam kesimpulan.

2. Dalam Sebuah Buku

Dalam sebuah karya yang lebih panjang, misalnya sebuah buku, penulis adalah sangat mungkin akan memiliki banyak pernyataan tesis, satu atau lebih untuk setiap bagian atau bab buku itu. Tesis untuk buku itu secara keseluruhan seringkali akan ditemukan apakah dalam pengenalan atau dalam kesimpulan. Tesis untuk bab-bab individu sering ditemukan di dalam paragraf pertama atau akhir. Ayat-ayat topik bagiperenggan-ayat itu juga akan seringkali memiliki bayangan-bayangan (clues) penting pada interpretasi penulis.

N.B. Adalah sering kali membantu, khususnya jika Anda berminat pada interpretasi penulis untuk "mengintipatikan" (gut) sebuah buku: Read hanya bab satu dan akhir keseluruhan; untuk semua bab lain, baca hanya paragraf pertama dan akhir. Jika ini adalah sebuah buku yang ditulis dengan baik, ini seharusnya memberikan anda ide yang agak baik pada sudut pandang penulis.

B. Kepentingan Tafsiran

Satu interpretasi adalah bagaimana seorang ahli sejarah memberi makna ke beberapa bagian dari masa lalu (membuat sense of some part of the past). Seperti sebuah cerita yang bagus, sejarah yang ditulis dengan baik mengungkapkan tidak hanya masa lampau namun sesuatu tentang masa kini juga. Anggota sejarah yang hebat menolong kita melihat aspek-aspek masa lampau dan tentang keadaan manusia yang kita tidak akan dapat menemukan sendiri.

C. Anggota Sejarah sering Tidak Sepakat Tentang Tafsiran

Beberapa fakta adalah "ambiguous". Anggota sejarah menanyakan persoalan-persoalan yang berbeda tentang masa lampau. Anggota sejarah memiliki nilai-nilai yang berbeda dan sampai ke bahan-bahan dengan kepercayaan yang berbeda tentang dunia (Historians have different values and come to the material dengan different beliefs aboutthe world). Untuk alasan ini atau lain-lain alasan, anggota-anggota sejarah sering tiba pada interpretasi yang berbeda mengenai peristiwa yang sama. Misalnya, banyak ahli sejarah melihat Revolusi Perancis (the French Revolution) sebagai hasil dari kepercayaan atas kebebasan (liberty) dan persamaan (equality); sejarawan lain melihat Revolusi Perancis sebagai hasil dari tuntutan-tuntutan ekonomi dari satu kelas menengah yang sedang bangkit. Oleh itu, adalah penting untuk dapat menilai interpretasi seorang ahli sejarah secara kritis.

III. Menilai Satu Tafsiran

A. Argumen

    1. Apakah permasalahan sejarah (historical problem) yang penulis itu nyatakan?
    2. Apakah tesisnya?
    3. Bagaimana tesis itu diambil?
            a. Apa jenis buku sejarah itu?
            b. Apakah metode atau teknik yang penulis itu gunakan?
            c. Apakah bukti yang diketengahkan?
            d. Dapatkah Anda mengidentifikasi satu aliran interpretasi (a school of interpretation)?

    4. Apakah sumber yang digunakan?

B. Nilai

    1. Apakah penulis mengetengahkan satu argumen yang meyakinkan?
            a. Apakah bukti itu mendukung tesisnya?
            b. Apakah bukti itu sebenarnya membuktikan apa yang penulis dakwa ia telah buktikan?
            c. Apakah penulis membuat apa-apa kesalahan fakta? 2. Apakah penulis menggunakan metode atau teknik yang dapat dipersoalkan?
  3. Apakah persoalan-persoalan yang masih tidak terjawab?
    4. Apakah penulis memiliki satu tujuan polemik (a polemical purpose)?
            a. Jika demikian, apakah menggangguhujah?
            b. Jika tidak, mungkinkah ada satu agenda tersembunyi?

C. Debat

    1. Sejauh manakah buku ini dibandingkan dengan lain-lain tulisan tentang kiat ini atau topik yang sama?
    2. Sejauh mana tulisan-tulisan ini berbeda?
    3. Mengapa tulisan-tulisan ini berbeda?
            a. Apakah mereka menggunakan sumber yang sama atau berbeda?
            b. Apakah mereka menggunakan sumber-sumber ini dalam cara yang sama?
            c. Apakah mereka menggunakan metode atau teknik yang sama?
            d. Apakah mereka dimulai dari sudut pandang yang sama atau berbeda?
            e. Apakah karya-karya ini ditujukan kepada pemirsa yang sama (same) atau mirip (similar)? 4. Kapan karya-karya ini ditulis?
  5. Apakah penulis-penulis itu memiliki latar belakang yang berbeda?
     6. Apakah mereka berbeda dari segi asumsi politik, filsafat, etik, budaya dan keagamaan?


THANK
SEMOGA BERMANFAAT
WASSALAM

0 comments:

Posting Komentar

News Prabuwanayasa. Diberdayakan oleh Blogger.